The power of dreams sering kita dengar sebagai slogan Honda namun, ketika melihat mahakarya Honda yang satu ini mungkin slogan Honda harus sedikit dirubah menjadi the dream has come true and its given allot of power. Awal tahun 1980 adalah waktu yang paling memorial bagi Honda, waktu itu Honda sedang giat-giatnya memposisikan diri sebagai produsen superbike yang tidak kalah hebat dari sainganya baik di jepang maupuh di ranah benua eropa nan jauh disana,... Soichiro Honda sang maestro engineer mengatakan persaingan yang melibatkan emosi dan kebanggaan dapat dimenangkan dengan sentuhan kesempurnaan. Keseriusan ucapan sang maestro dibuktikan ketika pengembangan sebuah mesin balap dilakukan dengan sangat serius, dan hasilnya sangat luar biasa sebuah mesin balap yang mempersatukan kejeniusan dan keindahan.
Sejarah Singkat.
Setelah melakukan riset yang panjang pada
tahun 1982 Honda memperkenalkan mesin V4,
kemudian mesin tersebut dipasang pada
motor yang diberi code name VF 750S
VF 750S
Berlanjut ke tahun 1985
peluncuran perdana dengan code name baru Honda VFR 750f dan baru benar-benar
jatuh kepangkuan konsumen pada tahun 1987. Kemudian ditahun berikutnya ajang perdana World Superbike digelar tepatnya
pada tahun 1988 dan tidak mengejutkan sang RC30 menguasai dua tahun pertama (1988,1989)
sebagai top rank street legal race bike. Ingat,..! kemenangan pertama pada sebuah ajang bergengsi akan selalu diingat sebagai moment indah,
ibarat cinta pertama yang akan selalu terkenang seumur hidup.
VFR 750F
VFR 750R
1989 champion,.. katanya for sale ada yang minat?..
Sesuatu yang bikin sesuatu banget itu lo,…..
Adu gengsi
yang dilakukan para produsen motor kala itu sangat sengit, seperti persaingan
antar classmate ketika bertemu saat reuni yang memperebutkan gelar siapa yang
paling sukses,.. Soichiro Honda sang
maestro ketika merancang baby beast ini memutuskan menggunakan konfigurasi
mesin v4 (pertama kalinya dalam sejarah Honda) dan Kenapa harus V4? Karena jika mesin V-twin menghasilkan torsi besar
tapi masih kalah dengan mesin L90 ̊̊, bagaimana jika dua buah mesin V-twin? (V4)
gabungan keduanya akan menghasilkan torsi melebihi mesin L90 ̊. Jika mesin in-line 2
menghasilkan top end power, bagaimana
jika ada dua buah? Singkatnya mesin V4 menghasilkan kombinasi sempurna untuk
sebuah mesin balap.
Tidak hanya
itu aplikasi teknologi unik Gear Driven Camshaft juga disematkan pada RC30 yang artinya
gerakan putaran crankcase ke camshaft disalurkan melalui susunan gear sehingga
loss power dapat dikurangi secara signifikan. Penggunaan teknologi ini berbiaya lebih mahal dari standar dan juga lebih berisik namun suara berisik
ini kelak akan menjadi identitas RC 30 serta biaya komponen yang lebih mahal
sepadan dengan suara berisik nan indah yang dihasilkan.
Dzing,..!!!
dziing,..!!!
Bentuk keseluruhan mesin.
Gear Drivennya ditengah,..??
waduh,...
titanium
Material titanium merupakan bahan utama yang digunakan untuk membuat klep serta connecting rod (perlu diketahui material titanium saat itu adalah bahan yang muahalnya minta jajan,.. dan mayoritas bahan ini juga digunakan di pesawat-pesawat siluman amerika yang konon tidak bisa ditembak itu,..! walah?? )penggunaan material titanium juga merupakan identitas sebuah motor memiliki kasta tertinggi. Sportbike yang menggunakan material titanium terbaru sebut saja MV Agusta F4 RC kemudian Ducati superlegera dan harga keduanya berkisar diatas 1M.
titanium valve
titanium con-rod
Piston dan crankshaft
dibuat melalui teknologi forging. Yaitu proses pencetakan bahan disertai
tekanan (persis seperti proses pembuatan katana yang terkenal kuat dan sangat
tajam itu,) sehingga piston dan crankshaft memiliki kekuatan untuk menghadapi
kondisi ekstrim saat balap.
Setelah cukup shock melihat jeroanya mari berpaling pada
sisi eksteriornya.
Yang
paling menarik perhatian saat memandang si RC30 ini adalah bentuk dari swing arm yang
mengusung Single sided swing arm atau lengan ayun yang
bertumpu pada satu titik buatan ELF Designed Pro-Arm. Ide awal penciptaan lengan ayun ini adalah untuk
mempermudah proses penggantian ban belakang yang sering dilakukan saat
race. Jadi, setiap sportbike yang
menggunakan lengan ayun model begini
bisa dikategorikan race oriented. Kelemahanya adalah konstruksi yang lebih rumit
serta sedikit lebih berat.
Frame
terbuat dari alumunium dengan model twin spar dan di tanami teknologi Low Center Gravity. Kombinasi
antara frame twin spar with Low Center Gravity dengan single sided swing
arm buatan ELF menjadikan RC30 sangat stabil ketika di hard breaking menghadapi
tikungan serta tidak bergetar saat full throttle keluar tikungan. cepat dan
gesit, kata yang dapat menggambarkan karakter handling RC30. Fork depan
disokong Showa RC30 special edition 43mm Teleskopik, mono shock belakang
Pro-Link Mono shock Sowa. Velg lebar material Magnesium buatan Magtek
(superlegera juga make tapi buatan
marchesini). Yang terpenting keseluruhan proses perakitan parts dilakukan
secara manual alias handmade, kalau orang Bali menyebutnya ”sing ngelah gae” . Ini
adalah handmade sport bike pertama di jepang. Proses handmade biasanya hanya
diberlakukan pada sportbike kasta tertinggi
Cukup,….!!!
Bagaimana fakta dilapangan??
Output
powernya mencirikan mesin V4 with titanium valve and connecting rod
menghasilkan 112 tenaga kuda @11000RPM,
Torsi maksimumnya 72N.m @10500 RPM. Power deliverynya merata baik di RPM bawah,
tengah maupun atas. Yang unik dengan
mudahnya gigi pertama mampu menembus angka 130 Km/h ini akibat dari close-ratio
gearbox yang digunakan . catatan topspeednya 244km/h. dan jika belum puas HRC menyediakan Racing kit yang dapat
ditebus dengan biaya beberapa ribu dolar, dan jika sudah terpasang power motor
melonjak menjadi 130 tenaga kuda dan red line mencapai 14500RPM.
Akhirnya,..
Sedikit menyedihkan RC 30
akhirnya stop produksi pada tahun 1993, tidak banyak dari mereka yang utuh,
karena sebagian besar digunakan disirkuit
dan dimodifikasi. Sekarang RC 30 bernilai dua kali lipat dan menjadi
incaran para kolektor. Dengan mengusung
superioritas teknologi sang RC30 selalu
menjadi kenangan indah dimata para pecinta sport bike. Walaupun sudah hampir
menginjak usia 30 tahun aura RC 30 masih
terasa sampai sekarang.
No comments:
Post a Comment