Friday 2 October 2015

RC 30 sportbike Lintas Jaman




              The power of dreams sering kita dengar sebagai slogan Honda  namun, ketika melihat mahakarya Honda yang satu ini mungkin slogan Honda harus sedikit dirubah menjadi the dream has come true and its given allot of power.  Awal tahun 1980 adalah waktu yang paling memorial  bagi Honda, waktu itu Honda sedang giat-giatnya memposisikan diri sebagai produsen superbike yang tidak kalah hebat dari sainganya baik di jepang  maupuh  di ranah benua eropa nan jauh disana,... Soichiro Honda sang maestro engineer mengatakan persaingan yang melibatkan emosi dan kebanggaan dapat dimenangkan dengan sentuhan kesempurnaan. Keseriusan ucapan sang maestro dibuktikan ketika pengembangan sebuah mesin balap dilakukan dengan sangat serius, dan hasilnya sangat luar biasa sebuah mesin balap yang mempersatukan kejeniusan dan keindahan.   

   Sejarah Singkat.

 Setelah melakukan riset yang panjang pada tahun 1982 Honda  memperkenalkan mesin V4, kemudian mesin tersebut  dipasang pada motor yang diberi code name VF 750S 


VF 750S


Berlanjut ke tahun 1985 peluncuran perdana dengan code name baru Honda VFR 750f dan baru benar-benar jatuh kepangkuan konsumen pada tahun 1987. Kemudian ditahun berikutnya  ajang perdana World Superbike digelar tepatnya pada tahun 1988 dan tidak mengejutkan sang RC30 menguasai dua tahun pertama (1988,1989) sebagai top rank street legal race bike. Ingat,..! kemenangan  pertama pada sebuah ajang bergengsi  akan selalu diingat sebagai moment indah, ibarat cinta pertama yang akan selalu terkenang seumur hidup. 
 VFR 750F



 VFR 750R
1989 champion,.. katanya for sale ada yang minat?..


 Sesuatu yang bikin sesuatu banget itu lo,…..

Adu gengsi yang dilakukan para produsen motor kala itu sangat sengit, seperti persaingan antar classmate ketika bertemu saat reuni yang memperebutkan gelar siapa yang paling sukses,..  Soichiro Honda sang maestro ketika merancang baby beast ini memutuskan menggunakan konfigurasi mesin v4 (pertama kalinya dalam sejarah Honda) dan Kenapa harus V4? Karena  jika mesin V-twin menghasilkan torsi besar tapi masih kalah dengan mesin L90 ̊̊, bagaimana jika dua buah mesin V-twin? (V4) gabungan keduanya akan menghasilkan torsi melebihi mesin  L90 ̊. Jika mesin in-line 2 menghasilkan top end power,  bagaimana jika ada dua buah? Singkatnya mesin V4 menghasilkan kombinasi sempurna untuk sebuah mesin balap. 



Tidak hanya itu aplikasi teknologi unik Gear Driven Camshaft  juga disematkan pada RC30 yang artinya gerakan putaran crankcase ke camshaft disalurkan melalui susunan gear sehingga loss power dapat dikurangi secara signifikan. Penggunaan teknologi  ini berbiaya lebih mahal dari standar  dan juga lebih berisik namun suara berisik ini kelak akan menjadi identitas RC 30 serta biaya komponen yang lebih mahal sepadan dengan suara berisik nan indah yang dihasilkan.
 Dzing,..!!!  dziing,..!!!
Bentuk keseluruhan mesin.

 Gear Drivennya ditengah,..??

waduh,...


   Sudah puas?...  Eits,.. tunggu dulu kita kupas lagi isi dari mesin V4 si RC30
                                                                    titanium

            Material titanium merupakan bahan utama yang digunakan untuk membuat klep serta connecting rod (perlu diketahui material titanium saat itu adalah bahan yang muahalnya minta jajan,.. dan mayoritas bahan ini juga digunakan di pesawat-pesawat siluman amerika yang konon tidak bisa ditembak itu,..!   walah?? )penggunaan material titanium juga merupakan identitas sebuah motor memiliki kasta tertinggi. Sportbike yang menggunakan material titanium terbaru sebut saja MV Agusta F4 RC kemudian Ducati superlegera dan harga keduanya berkisar diatas 1M. 
 
titanium valve


titanium con-rod


Piston dan crankshaft dibuat melalui teknologi forging. Yaitu proses pencetakan bahan disertai tekanan (persis seperti proses pembuatan katana yang terkenal kuat dan sangat tajam itu,) sehingga piston dan crankshaft memiliki kekuatan untuk menghadapi kondisi ekstrim saat balap.  




Setelah cukup shock melihat jeroanya mari berpaling pada sisi eksteriornya.

                Yang paling menarik perhatian saat memandang  si RC30 ini adalah bentuk dari swing arm yang mengusung    Single sided swing arm atau lengan ayun yang bertumpu pada satu titik buatan ELF Designed Pro-Arm. Ide  awal penciptaan lengan ayun ini adalah untuk mempermudah proses penggantian ban belakang yang sering dilakukan saat race.  Jadi, setiap sportbike yang menggunakan lengan ayun model begini  bisa dikategorikan race oriented.  Kelemahanya adalah konstruksi yang lebih rumit serta sedikit lebih berat.





Frame terbuat dari alumunium dengan model twin spar dan di tanami teknologi  Low Center Gravity. Kombinasi antara frame twin spar with  Low Center Gravity dengan single sided swing arm buatan ELF menjadikan RC30 sangat stabil ketika di hard breaking menghadapi tikungan serta tidak bergetar saat full throttle keluar tikungan. cepat dan gesit, kata yang dapat menggambarkan karakter handling RC30. Fork depan disokong Showa RC30 special edition 43mm Teleskopik, mono shock belakang Pro-Link Mono shock Sowa. Velg lebar material Magnesium buatan Magtek (superlegera  juga make tapi buatan marchesini). Yang terpenting keseluruhan proses perakitan parts dilakukan secara manual alias handmade, kalau orang Bali menyebutnya ”sing ngelah gae” . Ini adalah handmade sport bike pertama di jepang. Proses handmade biasanya hanya diberlakukan pada sportbike kasta tertinggi  


Cukup,….!!!  Bagaimana fakta dilapangan??
                Output powernya mencirikan mesin V4 with titanium valve and connecting rod menghasilkan  112 tenaga kuda @11000RPM, Torsi maksimumnya 72N.m @10500 RPM. Power deliverynya merata baik di RPM bawah, tengah maupun atas.  Yang unik dengan mudahnya gigi pertama mampu menembus angka 130 Km/h ini akibat dari close-ratio gearbox yang digunakan . catatan topspeednya 244km/h. dan jika belum puas HRC menyediakan Racing kit yang dapat ditebus dengan biaya beberapa ribu dolar, dan jika sudah terpasang power motor melonjak menjadi 130 tenaga kuda dan red line mencapai 14500RPM.



Akhirnya,..
                Sedikit menyedihkan RC 30 akhirnya stop produksi pada tahun 1993, tidak banyak dari mereka yang utuh, karena sebagian besar digunakan disirkuit  dan dimodifikasi. Sekarang RC 30 bernilai dua kali lipat dan menjadi incaran para kolektor.  Dengan mengusung superioritas teknologi  sang RC30 selalu menjadi kenangan indah dimata para pecinta sport bike. Walaupun sudah hampir menginjak usia 30 tahun  aura RC 30 masih terasa sampai sekarang.    

No comments:

Post a Comment